Tergopoh aku datang ke kampus. Setelah pesan singkat mampir di ponselku. Sepatah kalimat mengabarkanku bahwa ada yang mencuri helm di kampus. Tertangkap, di massa serta kabarnya ia satu angkatan kuliah denganku.
Pos Satpam, 28 Desember 2009 sekitar pukul 15:39
Mukanya lebam. Membengkak di pipi kiri dan kanan. Darahnya bercucuran. Posisinya saat kujumpai ia setengah telanjang. Hanya mengenakan celana dalam.
Ia terbata bersuara menjawab pertanyaanku mengapa ia sampai seperti ini.
“Aku tak mencuri Nggo…hanya sedang tak bernasib baik. Helm ku hilang beberapa waktu lalu. Ketika aku melihat kembali helm yang serupa dengan kepunyaanku, inisiatifku segera menukarnya….”
Aku terdiam. Iba menyaksikannya meringis kesakitan. Mungkin sudah lebih dari belasan tangan dan kaki bersarang di mukanya. Aku tak bisa membantuny apa apa. Disampingnya kawannya dalam kondisi sama. Bengkak di mata kirinya, tapi masih saja banyak bicara. Tak pelak satu tendangan maut mampir di mukanya. Kaki bersepatu laras hitam mengkilat bersicepat mendarat.
Buk..Bukk… dua kali tepat bersarang di rahang. Lirih ia mengaduh. Nyaris tak terdengar.
“Moga-moga urusan ini tak sampai Dekanat ya Nggo…aku takut kena D.O”