Minggu, 23 Agustus 2009

Dibalik Lirik



Kebiasaan bapak di sela libur lima hari kerjanya(tiap hari Sabtu bapak selalu libur) memutar sekian koleksi kaset-kaset ‘lawasnya’. Mulai dari The Mercys, Panbers, Ebiet, Bimbo sampai Koes Plus. Dari sekian koleksi jaman Bapak muda itu, sebagian besar saya hapal liriknya. Maklum, dahulu saat saya masih SD Bapak selalu membangunkan kami anak-anaknya dengan lagu-lagu kegemarannya. Sembari bersiap berangkat sekolah, telinga kami selalu disuguhi beraneka lagu kondang di eranya.
Terkadang aku menyempatkan turut mendengarkan, Kala bapak memutar kaset dari balik tape recorder tua kami. Sabtu ini bapak memutar lagu Koes Plus. kurang lebih liriknya berbunyi seperti ini:
“Piyik anak dara dipakani,
cilik diupakara-diopeni.
Ireng karo putih kosok bali,
bareng gedhe-gedhe la kok lali.*”

-Koes Plus-
Sampai menjelang tidur tadi aku masih terngiang akan lirik lagu itu. Sederhana tapi penuh makna.

Kalau dicermati, lirik itu hampir sama dengan peribahasa “kacang lupa kulitnya”. Lupa ketika disusuan, dipijakan langkah dituntun perlahan hingga sanggup berlari. Juga saat belajar mengeja kata hingga bisa berbicara,bercerita, bahkan berteriak lantang. Jatuh di bantu berdiri, dipapah perlahan hingga kuat benar menapak dan berdiri tegak.
Ah, semoga kita tak menjadi bagian dari lirik lagu koes plus yang begitu sarat muat agar selalu ingat. Tidak lupa.
Baik kepada Orang tua, saudara, juga kawan-kawan kita sekalian.
*‘piyik’ anak merpati diberi makan,
kala kecil dipelihara-diperhatikan,
hitam dan putih lawan kata,
setelah besar ‘lha kok lupa’
23 Agustus 2009 jam 4:34  gb

0 komentar:

Posting Komentar