Senin, 28 Desember 2009

Aku tak Pernah tahu sampai…





aku tak pernah tahu sampai engkau mengabarkan padaku yang sesungguhnya.
aku tak pernah mendengar sampai kau mengorek telingaku yang tersumpal penuh kotoran
aku selalu buta, hingga kau membentang penglihatanku amat lebar..
kau paksa aku tahu yang SEBENAR-BENARNYA!
tentang busuk para politisi
hebatnya para pencuri,
tentang perselingkuhan politisi dan pencuri…
tentang negara di lapak obral,
di sampingnya makelar berkoar lebar…
“Mari Tuan, Silahkan dipilih…lihat-lihat dulu juga boleh” ditawarkannya serombongan bule, cina, arab untuk menengok lapaknya.
“Ada juga katalognya! monggo diambil…barangkali bisa dibaca waktu senggang” sambil membagi selebaran katalog bergambar warna-warni.
“Paketnya macem-macem…mulai dari tenaga kerja murah, bebas pajak sampai kontrak yang luwes…monggo dipilih aja paketnya!”
di lapak obral politisi dan pencuri sibuk berbagi komisi…
ceritamu itu membangunkan ku kawan…
Jika semula hanya bisu yang kupunya,
hanya tuli yang tersisa,
serta buta begitu lekat…
sampai kau datang dan mengatakan: “Jika kau menghamba pada ketakutan, 
kita (hanya akan) memperpanjang barisan perbudakan!*”

Jadi masihkah kau terdiam berpangku tangan?


*wiji tukul

0 komentar:

Posting Komentar