Selasa, 05 Agustus 2008

mampir bordess, singgah manggulawentah!

“Ngopi yuk, ngopi….”
Ajak Ketjor sembari menghisap ’ samsu’ kuat-kuat.
Bagi anda yang gemar ‘Ngopi’, belum lengkap rasanya bila belum mencicip sajian kopi dengan racikan barista pilihan Bordess d’13th. Sebuah warung di Kompleks Taman Kuliner Jogjakarta. Satu tempat dengan pilihan menu beragam, serta bermacam pilihan masakan dari penjuru seluruh nusantara.
Taman kuliner berlamat di belakang Terminal Condongcatur dengan kawasan taman nan menyenangkan. Begitu luas, sehingga amat pas buat keluarga besar berkumpul, sembari bergumul dan menyatukan hati sekedar melewatkan makan malam bersama.
Bordess d’13th adalah warung kopi ‘nyamleng’ dengan racikan tak sembarangan. Tentunya menjadi garansi utama dalam cita rasa. Saat ini bordess dikelola oleh dua anak muda satu bertubuh gempal serta satunya bertubuh ceking. Kopong dan Desto. Dua pemuda ini bertekad untuk memberikan pelayanan prima bagi pelanggannya.

“Kepuasan pelanggan adalah yang utama” begitu ungkap Kopong disela-sela ia menakar kopi berjejer guna diseduh.
“Yang pasti kalo ngopi disini ga bakal ‘kapok’ mas,….ga bakal lagi ‘nggoleki liyane’”
Kopi bordess berdiri sejak dahulu. Sudah alih generasi dari angkatan pertama hingga kini. Tempatnya pun pindah-pindah. Tetapi komunitasnya tetap terjaga melalui kontak person. Memang kalangan yang sering ngopi disini didominasi anak muda. Dengan sejuta idealismenya, serta gagasan besar mengenai cita-cita dan pengharapan ke depan. Makanya motto kami adalah: “Mampir Bordess, Singgah Manggulawentah”. Mengapa saya ambil tagline ini, karena setiap kita ngopi disadari ataupun tidak kita akan menemukan sesuatu yang baru. Baik secara pemikiran maupun perluasan perbincangan. Pasti tanpa sadar obrolan kita jauh berkembang hingga kemana-mana. Manggulawentah adalah bahasa jawa. Dalam indonesianya adalah meningkatkan diri. Jadi, jangan berpikir bahwa ngopi disini akan mengakibatkan kita mundur ke belakang, sebaliknya justru kita saling men-suport masing-masing.
Bordess terletak di deretan los ruko nomor 13. Mengenai nomor tiga belas apakah berpengaruh pada hoki penjualan mengingat anggapan khalayak adalah angka keramat, Kopong berujar:
“Alah Mas, itu ga ada pengaruhnya. Kami tetep laris manis. Tetep saja pelanggan nyari kalo kita ga buka. Malah nelpon segala”
“Sekali lagi mas, yang paling penting itu servisnya, serta rasa adalah hal utama”
“Masalah angka keramat atau tidak saya ga begitu percaya. Masalahnya pas diundi dulu dapetnya ya disana.” Imbuhnya.
Bordess memang muncul mecungul sampai kemudian bertempat di Kompleks Taman Kuliner adalah setelah ada relokasi dari Pemda Sleman setelah penggusuran di sepanjang selokan mataram. Makanya model penempatannyapun berdasar undian dari sekian pedagang lain yang juga turut serta direlokasi. Bagi bordess, ini adalah keuntungan. Lantaran setelah sekian lama timbul tenggelam, berpindah-pindah nomaden, berujung pula pada tempat permanen sekaligus tidak membingungkan pelanggan lantaran telah menetap.[renggodarsono2378]

0 komentar:

Posting Komentar