Sabtu, 18 Februari 2012

Resep Jagoan Ibuku


Beberapa tahun lalu saya pernah menulis dalam judul 6 tahun yang lalu di tiap setengah empat pagi, tentang pekerjaan ibu saya menyambangi pasar demi pasar seantero Jogja, berjualan bolu untuk menambah belanja bulanan mencari tambahan menghidupi kami berlima. Gaji bapak tidak begitu cukup atas berbagai kebutuhan kami yang semuanya musti dipenuhi. Walaupun Bapak termasuk lumayan dalam jabatan dan kepangkatan di salah satu intitusi jawatan, tetapi kehidupan kami tidak seperti orang lain yang sepantaran dengan pangkat dan golongan yang Bapak sandang. Bapak selalu mengatakan kepada kami anak-anaknya, bahwa selama mencari uang Bapak sangat berhati-hati dan jangan sampai ada uang yang tidak halal masuk mengendap di darah kami, tumbuh menjadi daging. Tidak Barokah kata beliau.
Hingga Ibu yang begitu luar biasa, tak pernah berhenti bersiasat agar gaji yang sudah terpotong di beberapa kebutuhan menjadi cukup untuk jangka waktu satu bulan. Maka hampir tiap petang hingga pagi menjelang kami sekeluarga bahu membahu mencetak uang dengan membuat bolu. Renny, saudara perempuanku menguleni adonan, ibu mengisi cetakan, dan saya menanak cetakan ke dalam tanakan dandang besar sejumlah lima buah yang duduk di atas kompor minyak tanah. Dalam satu kali tanakan, tidak kurang 20 buah cetakan bolu di ditanak supaya masak. Sementara adikku Fajar, si bungsu melepas cetakan begitu bolu sudah siap ditiriskan dari dandang besar. 
Kakakku Andre, si sulung bertugas menghantarkan ibu untuk keliling ke seluruh pasar di Jogja. Terhitung mulai pasar Kranggan, Pasar Jajanan jalan Magelang, Pasar Kotagede, Demangan, Sambilegi, Sorogenen, Stan, pun juga berberapa toko kue di Jogja adalah rute pasti yang dilalui setiap hari. Kadang kami gantian untuk mengerjakan berbagai proses pengerjaan bolu hingga sampai ke pasar tersebut. Tak jarang kami juga bekerja ekstra bila pesanan tiba-tiba datang bersama-sama, sahut menyahut dan ramai berdatangan dari sana- sini. Entah itu dari ibu-ibu arisan, bapak-bapak pengajian, sampai orang hajatan. 
Sampai semester 4 akhirnya ibu memutuskan berhenti untuk menyetori kue di pasar-pasar dan toko kue. Fisiknya yang semakin menurun dan usianya yang bertambah tua, juga ditambah dengan beberapa dari kami telah bekerja dengan penghasilan tetap adalah alasan ibu untuk berhenti melakukan aktivitas yang sudah berjalan selama lima tahun tersebut.
Saat ini saya hanya dapat mengenang masa-masa dimana saya berkubang adonan kue bolu, menata bolu di atas baki, menatanya di kardus-kardus dan mendapatkan rupiah yang lecek dari pasar dengan senyum terkembang.  Walaupun sudah lama kami tidak lagi meracik bolu itu, tetapi resep yang ibu ajarkan kepada kami; anak-anaknya tidak lepas dari ingatan kami.  
Kemarin sore Ibu menyuruh saya untuk mengetikkannya dan mencetaknya dalam beberapa lembaran  untuk disosialisasikan dalam pertemuan RT sebagai bagian dari pengkayaan ketrampilan di blok perumahan kami; Dasawisma Anyelir 12. Saat kutanya kenapa ibu membagi resep itu, ibu katakan padaku:
"Le, wong urip iku kudu andum ngelmu. Nek awakmu iso samubarang yo diajari sopo wae sing ra iso. ojo didelik delikke"
"Nak, orang hidup itu harus saling berbagi ilmu. Kalau dirimu bisa segala sesuatu ya berbagilah dengan siapa yang tidak bisa. Ajar-ajarilah! jangan disembunyikan ilmumu"

Ini dia resep dari bolu dari ibu saya yang telah menambah uang jajan saya selama sekolah, hingga kuliah. silahkan mencoba!

BOLU KUKUS GULA JAWA 
Kudapan Khas Dari Bojonegoro

Bahan:
 Telor                      : 2 biji
Soda Kue                : ½ sendok teh
Vanili                      : 1 bungkus
Gula Jawa               :300 gram
Tepung Terigu         : 300 gram
Minyak Goreng       : 23 sendok makan

Cara Pembuatan
Rebuslah gula jawa bersama  air  dengan kuantitas  1 gelas belimbing hingga mengental. Tunggu hingga dingin. Kemudian pecah dua butir telur, campurkan dengan soda kuedan vanili. Kocok hingga bercampur. Tuangkan rebusan gula jawa tadi jangan lupa sertakan minyak sesuai takaran bersama tepung dan aduk hingga merata. Kemudian masukkan adonan dalam cetakandan rebus dalam kukusan memakai stim id 15-20 menit. Kue Bolu Kukus Gula Jawa siap disajikan.

Bolu ini sangat cocok disajikan sebagai kudapan segar saat pagi hari sembari minum teh, maupun teman menikmati sore yang cerah bersama secangkir kopi. 


Sumber Gambar

2 komentar:

  1. ah coba ah mas, ngocoknya pake sendok aja bisa kan? gaperlu mixer?

    BalasHapus
  2. Boleh. Bisa kok pakai sendok, tapi aan kurang bisa mengembang penuh. Kemungkinan menjadi bantatnya akan besar

    BalasHapus