Sore
tadi aku bertemu satu kawan bertubuh buntal, berambut cepak dengan brewok
berantakan. Namanya Ketjor. Kawan lama yang tiada berjumpa setelah peristiwa
itu. Peristiwa yang membekas kuat di ingatan kita masing-masing. peristiwa yang
lebih mirip mimpi buruk panjang hingga kita menginginkan lekas terjaga dan
menampar pipi kita bahwa ini semua hanya mimpi. Tetapi itu semua terjadi. Itu
semua nyata dan kita benar-benar mengalaminya. ia bercerita panjang lebar
tentang daerahnya yang merebak angka bunuh diri.
Tiada
yang bertahan pada kenyataan, kemudian memilih jalan pulang keharibaan. Mati. Bunuh
diri bahasa lazimnya.
Angka
bunuh diri di negri ini makin lama makin meninggi. Tak salah lagi, kebutuhan
ekonomilah yang menjadi penyebab utama dari ini semua.
Guru
Besar Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti A Prayitno mengatakan, faktor
penyebab orang nekat bunuh diri karena kemiskinan yang terus bertambah,
mahalnya biaya sekolah dan kesehatan, serta penggusuran. Semua itu berpotensi
meningkatkan depresi akibat bertambahnya beban hidup. “Dengan demikian faktor
bunuh diri di Indonesia lengkap sudah,” ujar Prayitno.
Senada
dalam buku ‘Pulung Gantung’, diceritakan bahwa banyak sekali motif orang
mengambil jalan bunuh diri. Mulai dari alasan ekonomi hingga alasan perasaan
seperti tekanan percintaan hingga hal2 lainnya.
Istilah
bunuh diri memiliki beberapa pengertian antara lain: (1) bunuh diri adalah
tindakan merusak diri sendiri dengan menggunakan zat racun / obat yang
mengakibatkan kematian, (2)percobaan bunuh diri adalah tindakan merusak diri
sendiri atau menggunakan zat yang tidak mengakibatkan kematian(3)tindakan bunuh
diri adalah tindakan yang meliputi percobaan bunuh diri dan bunuh
diri(4)pikiran bunuh diri adalah munculnya pikiran untuk melakukan tindakan
bunuh diri lepas sampai percobaan bunuh diri, bunuh diri atau hanya sebatas
pikiran saja. (hal 74)
Alasan
orang melakukan bunuh diri:
(1)Frustasi
(2)Sarana
Komunikasi non verbal untuk minta tolong
(3)
Menghukum diri sendiri
(4)Penyatuan
kembali kepada orang yang telah meninggal dan dicintai
(5)
jeritan permohonan hidup atau;
(6)
sebagai bentuk manifestasi dari sikap protes (Hal 75)
Darmaningtyas
cukup gamblang menjelaskan bahwa alasan seseorang melakukan bunuh diri mulai
dari frustasi atas situasi diri, hingga sikap protes seperti yang dilakukan
oleh demonstran-demonstran di Korea. Menjadi menarik ketika Darmaningtyas juga
memasukkan faktor penyatuan kembali dengan orang yang meninggal dan dicintai.
Saat membaca bagian ini saya langsung teringat cerita “Sinta Obong” dimana
dalam lakon tersebut Sinta Kekasih Rama memilih jalan untuk bunuh diri dengan
membakar diri guna membuktikan bahwa dirinya suci dan belum ternoda oleh tubuh
Rahwana.
Kembali
ke cerita Ketjor. ia berkisah tentang kawan karibnya yang mati bunuh diri
dengan melompat dari gedung tinggi lantai tiga pada sebuah kampus. Konon
sebelum ia mengakhiri hidupnya, ia bercerita bahwa ia sedang dalam tekanan
orangtuanya karena dijodohkan dengan tetangganya. Sementara ia sendiri sudah
memiliki calon sendiri. Ironisnya si korban, kawan karibnya itu sebelum bunuh
diri meminta maaf kepada seluruh kawan sepermainannya. Mulai dari yang sering
ia usili, hingga yang amat baik padanya. Tak terkecuali ketjor.
Tak
ada pikiran sedikitpun bahwa sikawan itu hendak mengakhiri hidupnya pada saat
ia berkeliling meminta maaf, tetapi pagi-pagi kabar itu beredar bahwa sang
kawan karib itu telah pergi dengan membenturkan diri di bumi dari lantai yang
amat tinggi…
0 komentar:
Posting Komentar