Selasa, 09 Maret 2010

Nol Kilometer


Sore hampir habis saat aku dan kamu membunuh waktu di sudut kota.
Hanya meletakkan pantat sebentar, melihat lalu lalang kendaraan berjejalan keluar dari jalan Malioboro. Tak ada lagi uang di kantong, hanya beberapa receh saja.
Sisa beli dua batang rokok di penjual asongan.
Kamu nyerocos panjang lebar. Aku cerewet menjadi-jadi. Aku berbicara, kamu menimpali. Tak jadi sebentar. Dua jam kurajam bersamamu. Bersama pengamen jalanan, penyair amatir, cerocos kiri kanan orang berbincang.
di bawah temaram lampu merkuri kota.
Dua anak kecil memungut kertas selebaran2 terabaikan di bangku panjang dan trotoar jalan yang tadi dibagi-bagi orang-orang promosi bertopeng Einstein

Kita tak jadi beranjak. Malah jadi pengasuh baru menyajikan mainan bagi mereka. Melipat kertas, bercerita dan bertanya apa saja yang mereka rasa. Hmm, betapa beruntung anak-anak yang dilahirkan dari mereka yang mapan. Mainan plastik, hingga elektronik pasti penuh di kamarnya.
tidak perlu kertas bekas untuk menyulap menjadi burung alap-alap, karena ibu-bapak siap sedia mengajak ke pusat belanja untuk memilih mainan yang disuka…
Adzan Isya hampir habis saat aku dan kamu berlalu dari sudut kota.
terlibat di lalu lalang kendaraan berjejalan keluar dari jalan Malioboro. Tak ada lagi uang di kantong, habis dirongrong petugas parkir.
Sisa beli dua batang rokok yang tandas di bibir.
jogja, 6 Maret 2010
-untuk dua gadis ceria Umi dan Nurul: 
“Tetap semangat Nak!” 

0 komentar:

Posting Komentar