Kamis, 03 September 2015

Sambangi DKJ, Cobain Kopi Kolombia Gratis


Beberapa kali Dongeng Kopi memang rutin melakukan edukasi soal kopi. Dengan tajuk 'kopikelana', kami berbagi kopi kepada setiap orang. Lembah UGM, selat sunda, Musium Beteng Vredeburg, pasar burung Ngawi, sudut seturan, pojokan prawirotaman, lapangan Pelabuhan Ketapang, di kelokan Gejayan, pada perayaan 17-an kampung, semuanya sudah pernah terealisasi. Kami mencoba konsisten dalam konteks kampanye #‎StopKopiSobek, sekaligus membangun kesadaran bahwa kopi Indonesia tidak sekadar berasa pahit.
Jika di 'luar pagar' kami menjalankan program kopi kelana, di DKJ program #‎MakeYourOwnCoffee masih terus berlangsung saban hari. Begitu buka pada pukul 08.00 WIB, kopilovers langsung tanggap bahwa pagi di DKJ adalah waktu bagi manual brewing. Seduh suka-suka bayar suka-suka. Percakapan intim berlangsung, silaturahmi menjadi erat.
Begitupun selepas pukul dua belas sampai dini pagi. Lumayan banyak dari kopilovers yang 'Nyanggongi' barista dan mengambil kursi di depan bar. Mengamati barista bekerja, dan bertanya apa saja mengenai kopi dan segala macamnya.
Kami sangat senang menjadi bagian keseharian dari kawan-kawan yang tak bisa lepas dari kafein saat beraktivitas. Kami sangat terhormat bisa berjabat erat dengan konsumen yang menjelma menjadi sahabat.

Beberapa waktu lalu, seorang kolega dari Dongengkopi & Indiebook berkesempatan singgah ke Kolombia. Sebagai ruang yang sering disinggahi selepas dari aktivitas padat, DKJ sudah dianggapnya sebagai rumah kedua. Tempat melepas lelah, tempat curhat tumpah, dan sekian rencana dicurahkan. kedekatan emosi yang sedemikian mendalam membentuk ingatan yang tak lekang tentang kami kemana saja ia bertandang. Banyak cerita yang sering dibagikan kepada kami setiap kali ia mampir. Semua tentang kopi. Tentang persinggahan di kota A yang mampir ngopi tapi kopinya kurang yahud, soal ia yang jatuh cinta dengan satu warung kopi di kota B yang tempatnya begitu mengesankan, dan seterusnya dan seterusnya. Minggu kemarin ia datang dengan wajah sumringah dengan tangan kanan menenteng green bean. Dari mulutnya berbuar cerita tentang oleh-oleh yang ia bawa. Ia ingin buah tangan yang dibawanya bisa diroasting dan dibagikan kepada segenap kopilovers. Karena jumlahnya yang tidak banyak maka kami sepakat untuk membagikan gratis kepada kopilovers yang bertandang setelah pesanan cangkir kedua single origin nusantara. Sepertinya memang semuanya serba kebetulan. Pertengahan bulan September ini adalah peringatan 3,5 dekade hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kolombia. Mari menjajal kopi kolombia dan bandingkan rasanya dengan kopi nusantara

0 komentar:

Posting Komentar