Beberapa kali Dongeng Kopi memang rutin melakukan edukasi
soal kopi. Dengan tajuk 'kopikelana', kami berbagi kopi kepada setiap orang.
Lembah UGM, selat sunda, Musium Beteng Vredeburg, pasar burung Ngawi, sudut
seturan, pojokan prawirotaman, lapangan Pelabuhan Ketapang, di kelokan Gejayan,
pada perayaan 17-an kampung, semuanya sudah pernah terealisasi. Kami mencoba
konsisten dalam konteks kampanye #StopKopiSobek, sekaligus membangun kesadaran bahwa kopi
Indonesia tidak sekadar berasa pahit.
Jika di 'luar pagar' kami menjalankan program kopi kelana,
di DKJ program #MakeYourOwnCoffee masih terus berlangsung saban hari. Begitu
buka pada pukul 08.00 WIB, kopilovers langsung tanggap bahwa pagi di DKJ adalah
waktu bagi manual brewing. Seduh suka-suka bayar suka-suka. Percakapan intim
berlangsung, silaturahmi menjadi erat.
Begitupun selepas pukul dua belas sampai dini pagi. Lumayan
banyak dari kopilovers yang 'Nyanggongi' barista dan mengambil kursi di depan
bar. Mengamati barista bekerja, dan bertanya apa saja mengenai kopi dan segala
macamnya.
Kami sangat senang menjadi bagian keseharian dari
kawan-kawan yang tak bisa lepas dari kafein saat beraktivitas. Kami sangat
terhormat bisa berjabat erat dengan konsumen yang menjelma menjadi sahabat.
Beberapa waktu lalu, seorang kolega dari Dongengkopi &
Indiebook berkesempatan singgah ke Kolombia. Sebagai ruang yang sering
disinggahi selepas dari aktivitas padat, DKJ sudah dianggapnya sebagai rumah
kedua. Tempat melepas lelah, tempat curhat tumpah, dan sekian rencana
dicurahkan. kedekatan emosi yang sedemikian mendalam membentuk ingatan yang tak
lekang tentang kami kemana saja ia bertandang. Banyak cerita yang sering
dibagikan kepada kami setiap kali ia mampir. Semua tentang kopi. Tentang
persinggahan di kota A yang mampir ngopi tapi kopinya kurang yahud, soal ia
yang jatuh cinta dengan satu warung kopi di kota B yang tempatnya begitu
mengesankan, dan seterusnya dan seterusnya. Minggu kemarin ia datang dengan
wajah sumringah dengan tangan kanan menenteng green bean. Dari mulutnya berbuar
cerita tentang oleh-oleh yang ia bawa. Ia ingin buah tangan yang dibawanya bisa
diroasting dan dibagikan kepada segenap kopilovers. Karena jumlahnya yang tidak
banyak maka kami sepakat untuk membagikan gratis kepada kopilovers yang bertandang
setelah pesanan cangkir kedua single origin nusantara. Sepertinya memang
semuanya serba kebetulan. Pertengahan bulan September ini adalah peringatan 3,5
dekade hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kolombia. Mari menjajal kopi
kolombia dan bandingkan rasanya dengan kopi nusantara
0 komentar:
Posting Komentar