Tampilkan postingan dengan label frustasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label frustasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Juni 2010

‘Ngendat’


Sore tadi aku bertemu satu kawan bertubuh buntal, berambut cepak dengan brewok berantakan. Namanya Ketjor. Kawan lama yang tiada berjumpa setelah peristiwa itu. Peristiwa yang membekas kuat di ingatan kita masing-masing. peristiwa yang lebih mirip mimpi buruk panjang hingga kita menginginkan lekas terjaga dan menampar pipi kita bahwa ini semua hanya mimpi. Tetapi itu semua terjadi. Itu semua nyata dan kita benar-benar mengalaminya. ia bercerita panjang lebar tentang daerahnya yang merebak angka bunuh diri.
Tiada yang bertahan pada kenyataan, kemudian memilih jalan pulang keharibaan. Mati. Bunuh diri bahasa lazimnya.
Angka bunuh diri di negri ini makin lama makin meninggi. Tak salah lagi, kebutuhan ekonomilah yang menjadi penyebab utama dari ini semua.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti A Prayitno mengatakan, faktor penyebab orang nekat bunuh diri karena kemiskinan yang terus bertambah, mahalnya biaya sekolah dan kesehatan, serta penggusuran. Semua itu berpotensi meningkatkan depresi akibat bertambahnya beban hidup. “Dengan demikian faktor bunuh diri di Indonesia lengkap sudah,” ujar Prayitno.
Senada dalam buku ‘Pulung Gantung’, diceritakan bahwa banyak sekali motif orang mengambil jalan bunuh diri. Mulai dari alasan ekonomi hingga alasan perasaan seperti tekanan percintaan hingga hal2 lainnya.
Istilah bunuh diri memiliki beberapa pengertian antara lain: (1) bunuh diri adalah tindakan merusak diri sendiri dengan menggunakan zat racun / obat yang mengakibatkan kematian, (2)percobaan bunuh diri adalah tindakan merusak diri sendiri atau menggunakan zat yang tidak mengakibatkan kematian(3)tindakan bunuh diri adalah tindakan yang meliputi percobaan bunuh diri dan bunuh diri(4)pikiran bunuh diri adalah munculnya pikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri lepas sampai percobaan bunuh diri, bunuh diri atau hanya sebatas pikiran saja. (hal 74)

Alasan orang melakukan bunuh diri:

(1)Frustasi
(2)Sarana Komunikasi non verbal untuk minta tolong
(3) Menghukum diri sendiri
(4)Penyatuan kembali kepada orang yang telah meninggal dan dicintai
(5) jeritan permohonan hidup atau;
(6) sebagai bentuk manifestasi dari sikap protes (Hal 75)

Darmaningtyas cukup gamblang menjelaskan bahwa alasan seseorang melakukan bunuh diri mulai dari frustasi atas situasi diri, hingga sikap protes seperti yang dilakukan oleh demonstran-demonstran di Korea. Menjadi menarik ketika Darmaningtyas juga memasukkan faktor penyatuan kembali dengan orang yang meninggal dan dicintai. Saat membaca bagian ini saya langsung teringat cerita “Sinta Obong” dimana dalam lakon tersebut Sinta Kekasih Rama memilih jalan untuk bunuh diri dengan membakar diri guna membuktikan bahwa dirinya suci dan belum ternoda oleh tubuh Rahwana.
Kembali ke cerita Ketjor. ia berkisah tentang kawan karibnya yang mati bunuh diri dengan melompat dari gedung tinggi lantai tiga pada sebuah kampus. Konon sebelum ia mengakhiri hidupnya, ia bercerita bahwa ia sedang dalam tekanan orangtuanya karena dijodohkan dengan tetangganya. Sementara ia sendiri sudah memiliki calon sendiri. Ironisnya si korban, kawan karibnya itu sebelum bunuh diri meminta maaf kepada seluruh kawan sepermainannya. Mulai dari yang sering ia usili, hingga yang amat baik padanya. Tak terkecuali ketjor.
Tak ada pikiran sedikitpun bahwa sikawan itu hendak mengakhiri hidupnya pada saat ia berkeliling meminta maaf, tetapi pagi-pagi kabar itu beredar bahwa sang kawan karib itu telah pergi dengan membenturkan diri di bumi dari lantai yang amat tinggi…
  gb