Tampilkan postingan dengan label essay. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label essay. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 Februari 2009

Kembalikan Tanah Rakyat Sukolilo, Hentikan Rencana Pendirian Pabrik Semen Gresik


ketidak berpihakan negara terhadap Rakyat jelas terlihat di hampir setiap lini kehidupan kita. Dari segala sektor produksi masyarakat bahkan. Sebut saja Penggusuran yang rutin menggilir kita di media, Demonstrasi Buruh yang Upahnya ditindas imbas dari high cost economy yang musti dikeluarkan oleh pengusaha, sampai kasus perampasan tanah diberbagai wilayah oleh pemilik modal yang dilindungi oleh aparat negara.
22 Januari lalu kasus sengketa tanah juga mengakibatkan 9 petani sukolilo tertangkap. Kasus ini di berbagai media dikabarkan bahwa petani melakukan penghadangan dan bertindak anarkis dengan menyekap 4 mobil dari pihak semen gresik. Tetapi apa yang sesungguhnya terjadi disana ternyata bertolak belakang jauh. Seminggu saya bermalam disana, mendapati fakta yang sesungguhnya bahwa pada tanggal 22 januari 2009 itu, pihak semen gresik melakukan pengukuran tanah dari kas desa yang harapannya akan dijadikan tempat sebagai pendirian pabrik. sebelumnya warga telah menginagtkan bahwa jangan melakukan kegiatan terlebih dahulu karena situasi sedang dalam posisi panas antara pro dan kontra. tetapi lantaranm diingat kan tidak mengindahkan akhirnya warga hanya menunggui di depan mobil yang berhenti tersebut. lama-kelamaan warga yang datang semakin banyak sehingga, mobil terperangkap dan tidak bisa keluar. sesungguhnya tuntutan warga hanyalah ingin agar kepala desa menemui untuk melakukan musyawarah, mengapa menggunakan tanah kas desa tanpa persetujuan warga yang notabene adalah pemilik sesungguhnya. lantaran semakin lama semakin banyak warga yang berdatangan, kemudian polisi didatangkan dengan kekuatan penuh. samapai menjelang magrib, sedikit demi sedikit kemudian warga membubarkan diri untuk melakukan ibadah. saat itulah kejadian itu bermula, entah siapa yang memulai (yang pasti bukan warga), lampu dimatikan denga melempar dan warga jadi tak terkendali. saat itulah dari tempat yang tidak diduga, lemparan demi lemparan yang merupakan provokasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab dimulai, hingga berujung pada penangkapan 9 warga sukolilo yang kesemuanya adalah petani ansich.

Senin, 01 Desember 2008

Resesi Global dan Imbas Ekonomi Indonesia


Oleh: Renggo Darsono
“Sejumlah Negara kini benar-benar bergerak menuju resesi”
Perlambatan ekonomi atau yang kita kenal sebagai slowdown sudah mulai melanda banyak Negara di dunia. Berawal dari Negara adi kuasa Amerika, efek domino menjalar ke seluruh Negara termasuk Negara kita, Indonesia. Apa pemicunya?
Tulisan ini kurang lebih hendak menjelaskan bagaimana resesi AS terjadi yang kemudian merembet menjadi resesi global hingga imbas yang dirasakan di Negara kita. Paparan ini jauh dari sempurna karena hanya berupa gambaran kondisi ekonomi global, nasional hingga local secara garis besar.
Neo liberal termakan ucapannya sendiri. Ketidak-konsistensinya mulai tampak disana-sini. Ideologi yang dicetuskan Hayek dan kawan-kawannya kini menghiba kepada pemerintah untuk memberikan campurtangannya. Tak kurang 700 M USD digelontorkan pemerintah AS untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan yang hampir kolaps melalui aksi bailout . Itupun masih belum mampu menjadi obat mujarab agar lekas sembuh. Beberapa ahli bahkan menyatakan krisis ini akan berlangsung antara 7-9 bulan ke depan.
Mengapa resesi bisa terjadi?
Setelah 1930, ini adalah resesi terparah yang berdampak cukup luas. Sungguh sangat berbeda dengan krisis ekonomi 1997. Krisis yang sempat melanda negri kita satu dekade lalu.
Resesi AS terjadi dipicu dari penumpukan hutang nasional hingga 8,98 Trilyun USD sedang PDB-nya hanya 13 Trilyun saja. Program pengurangan pajak koorporasi sebesar 1,35 Trilyun yang secara otomatis mengurangi pendapatan Negara. Disamping pembengkakan biaya perang dari Afganistan sampai Iraq setelah sebelumnya membiayai perang Korea dan perang Vietnam yang sangat luar biasa. CTFC atau Commodity Trading Futures Commision yakni sebuah lembaga pengawas keuangan yang tidak mengawasi ICE (inter continental exchange) sebuah badan yang melakukan aktifitas perdagangan berjangkajuga turut dituding sebagai penyebab krisis. Lembaga ini pula yang turut mendongkrak harga minyak dunia hingga mencapai 100 USD/Barrel. Factor selanjutnya adalah Subprime Mortage: kerugian surat berharga yang membangkrutkan Merryl Lynch, Goldman sachs, northen rock, UBS, Mithsubishi UFC. Serta yang terkahir adalah keputusan suku bunga murah yang kemudian mendorong spekulasi.

Senin, 08 September 2008

Ekstra Parlementer, Masih Menjadi Jalur Perjuangan Kita.



Saya tidak mengerti apa yang menjadi jalan pikiran dari aktivis ’98…saya juga tidak mengerti apakah memang frustasi pada pergerakan memang menggejala akut disemua kalangan….atau memang profesi baru menjadi anggota legislatif lebih menjanjikan dibandingkan yang lain….semisal membangun kesadaran massa kita yang masih terlelap?Pikiran saya memerawang ke belakang. Ke jauh semasa saya masih duduk di sekolah dasar. Di bangku di mana suharto dikenalkan sebagai bapak bangsa. Sedang Golkar sebagai partai semuanya, sehingga mengapa kuningisasi wajib di setiap Agustusan. Dulu saya dengar dari guru saya kalau para aktivis mahasiswa(kala itu sedang marak di berbagai media) yang di kemudian hari saya ketahui adalah aktivis ’98, adalah orang-orang subversif berhaluan komunis yang mau merongrong Negara kesatuan republik Indonesia.
Di bangku kuliahlah saya mampu mencerna semuanya. Mengapa ‘98 gagal. Mengapa gerakan semakin terpolarisasi menjadi bagian-bagian kecil dan mudah dikonflikkan, hingga sayapun mengerti mengapa banyak yang jadi kelompok opportunis kanan maupun kiri yang tidak jelas, sampai mengapa frustasi atas situasi kaum gerakan(baca: aktivis) semakin menguat saja.
Saya membacanya dalam beberapa bagian. Yang pertama adalah tidak lagi percaya bahwa perubahan tak dapat berangkat dari jalanan, yang kedua realistis bahwa kekuatan oligarki harus ditunggangi walaupun nanti bakal dikentuti, serta yang terakhir adalah cari sesuap nasi untuk anak istri.

Jumat, 07 Desember 2007

Warung Kopi Code:Sumber Ekonomi Baru Di Tengah Derasnya Budaya ‘Ngopi’


Oleh: Renggo Putro Widyarto*
Bagaimana kita bisa berpikir bahwa ada warung kopi di pinggir jalan tanpa bangunan permanent sementara kita telah terbiasa dengan tempat kopi yang bagus? tetapi pengusaha kecil ini justru lebih jeli melihat situasi, melihat peluang pasar.


Jogja memang tak pernah berhenti melahirkan ide-ide besar dalam memandang apapun. Termasuk peluang. Dengan sekian predikat dari kota budaya, kota perjuangan serta kota pelajar menjadikan kota ini tak pernah berhenti menarik orang untuk berkunjung dan kemudian menetap. Sebagai kota pelajar, praktis banyaknya mahasiswa kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan budaya di dalamnya. Sebagai pendatang yang berasal dari seluruh penjuru tanah air, semakin menambah kekayaan karakter baru dari jogja. Indonesia mini bisa jadi tercermin dari kota tua ini.
Kita tentu telah banyak tahu mengenai karakteristik konsumen Indonesia yang salah satunya adalah suka berkumpul. Budaya ngopi, tak urung menjadi hal yang cocok bagi karakter konsumen kita. Berkumpul, berbagi cerita, melepas penat bersama teman-teman saudara dan handai taulan mau tidak mau selanjutnya dapat dikatakan adalah unsure latar belakang mengapa kemudian warung kopi begitu banyak bermunculan disini. Dahulu orang hanya mengenal ngopi di angkringan, kopi joss tugu, blandongan, atau bahkan di kafe-kafe seperti star bucks, excelso, J.Co. Tapi sekarang, kita hampir tidak mampu menghapal sekian tempat, saking banyaknya. Pergeseran gaya hidup semula bahwa ngopi identik di kafe dan harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit perlahan mulai terkikis dengan munculnya warung-warung kopi alternatif dengan harga bersaing. Hampir seluruh kalangan kini menikmati budaya ini, tidak lagi tersekup di kalangan atas, eksekutif muda dan kalangan bisnis.